Selasa, 03 April 2018

Bercocok Tanan Sawo

OBING, 04 April 2018

Sawo (Achras zapota) merupakan tanaman buah berupa pohon yang dapat tumbuh besar dan berbuah lebat. Daunnya yang rimbun mampu menjadi penaung dari sengatan matahari. Tanaman yang sebelumnya berada di daerah tropis Guatemala (Amerika Tengah), Mexico, dan Hindia Barat ini telah menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Berdasarkan urutan klasifikasi di kalangan ilmiah, sawo yang disebut neesbery atau sapodilla tergolong ke dalam famili Sapotaceae.

Buah sawo ternyata baik juga untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah. Maka tak heran, kini buah sawo makin banyak dijual dengan kemasan jus. Tak hanya itu, sawo ternyata juga bisa menyembuhkan beberapa penyakit.

Buah berwarna cokelat yang di daerah Sumatera Barat lebih dikenal dengan sebutan saos ini ternyata menyimpan banyak khasiat. Selain rasanya yang manis, daging buah sawo dapat digunakan untuk menyembuhkan diare. Caranya adalah sebagai berikut: Ambil satu buah sawo muda dan cuci bersih. Parut, lalu peras dan saring. Tambahkan sedikit air matang. Minum dua kali sehari. Cara Budidaya Tanaman Sawo

1. Pemilihan Lokasi Pertanaman

a. Iklim Tempat yang cocok Menanam Sawo Tanaman ini cukup bisa menyesuaikan terhadap berbagai suhu. Akan tetapi suhu yang terlalu panas akan merusak pertumbuhan sawo. Curah hujan antara 1250-2500 mm per tahun yang tersebar merata sepanjang tahun. Sawo cukup tahan terhadap gannguan angin.

b. Ketinggian tempat Sawo

Sawo masih dapat tumbuh cukup baik sampai ketinggian 900 m di atas permukaan laut, meskipun masih dapat tumbuh sampai ketinggian 2500 m di atas permukaan laut.

c. Tanah Sawo Sawo tumbuh baik pada tanah alluvial dan tanah berpasir. Tanah liat masih cukup sesuai asal drainasenya baik. Sawo cukup tahan terhadap kekeringan. Sawo tumbuh baik pada tanah dengan kisaran pH tanah antara 6 – 7.

2. Cara Budidaya Sawo

a. Perbanyakan tanaman Sawo

Sawo dapat diperbanyak dengan cara generatif (dengan biji) maupun secara vegetatif. Kualitas buah yang dihasilkan dengan biji tidak sama dengan sifat induknya, sedangkan yang diperbanyak dengan cara vegetatif (okulasi atau sambung) keunggulan sifat induknya dapat dipertahankan.

b. Pengolahan tanah Sawo

Lahan disiapkan sebelum musim hujan. Lahan dibersihkan dari rerumputan, dibajak, dicangkul.

c. Jarak tanam Sawo

Jarak tanam sekitar 8-9 m x 8-9 m, sehingga tanaman tidak akan berdekatan kalau sudah besar. Air dipasang pada tempat yang akan dibuat lobang tanam. d. Pembuatan dan pengisian lobang Sawo

Buat lubang-lubang dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm dengan titik tengah di tempat air. Pisahkan tanah galian bagian atas dan bagian bawah. Isi lubang dengan tanah bagian atas yang dicampur pupuk kandang _ 30 kg/ lubang. Dan bairkan lobang terbuka kira-kira 2 minggu untuk mempercepat pelapukan.

e. Penanaman Sawo

Penanaman dilakukan pada musim hujan. Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari. Polibag dilepas dengan hati-hati jangan sampai tanah menjadi pecah. Usahakan leher akar tetap seperti pada waktu di persemaian dan bagian yang diokulasi/sambung tidak tertimbun tanah. Peneduh, mulsa, dan tanaman penutup tanah sangat baik pada awal pertumbuhan sawo. f. Perawatan Sawo i. Penyiraman Sawo Dilakukan setiap hari sehingga tanaman tidak layu. Penyiraman harus hati-hati sebab sawo sangat peka terhadap genangan air.

ii. Pengendalian hama dan penyakit Sawo Ada beberapa penyakit yang biasa menyerang sawo yaitu penyakit pink (Corticium salmonicolor) dan penyakit bercak daun (Phaeophleospora indica). Penyakit ini dapat dikendalikan dengan penyemprotan fungisida yang mengandung sulfur atau tembaga. Sedangkan hama yang menyerang sawo adalah lalat buah (Daucus dorsalis) yang memakan daging buah yang sudah matang lakukan penyemprotan fungisida misalnya dengan bubur Bordeaux dengan dosis seperti yang tertera di kemasan. Keunggulan fungisida ini adalah kemampuannya melekat lebih baik dibandingkan fungisida lain. Sejauh ini belum ada cara pengendalian hama yang cukup memuaskan.

iii. Pemangkasan bunga, ranting dan cabang Sawo Sawo tidak mebutuhkan pemangkasan. iv. Penyiangan dan penggemburan Sawo Gulma harus disiangi agar tidak menjadi pesaing tanaman sawo. Penyiangan pada tanaman muda harus dilakukan dengan hati-hati. Sebaiknya dilakukan dengan mencabut gulma. Penggemburan dilakukan disekitar tanaman sawo bersamaan dengan penyiangan sehingga memberikan lingkungan yang baik bagi akar. v. Pemupukan Sawo

Sawo membutuhkan 1.5 kg N, dan 0.5 kg P2O5 dan K2O per pohon. Pupuk diberikan 2 kali setahun, menjelang musim hujan untuk mendukung pertumbuhan dan menjelang musim hujan berakhir untuk mendukung produksi buah. b. Pemanenan Sawo

Sawo yang berasal dari biji mulai berbuah setelah berumur 5 tahun. Sawo dari perbanyakan vegetatif bisasanya berbuah lebih cepat. Jumlah buah tergantung umur tanaman. Tanaman berumur 15 tahun dapat menghasilkan 280-300 kg buah. Sawo bisa berbuah sepanjang tahun tetapi biasanya terdapat 1 atau 2 musim panen raya. Daging buah masak akan berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan. Dari luar penampakan buah masak sulit dilihat karena daging buah dilapisi kulit yang berwarna kuning kecoklatan. Buah masak akan menghasilkan lebih sedikit getah dibandingkan buah yang belum masak. Cara yang paling mudah mengamati buah masak adalah dengan membelah buah dan melihat daging buah.
KEMALI KE PONDOK

Budi Daya Cengkeh

Tulisan ini OBINK telah ambil dari berbagai sumber. Kertaraharja, 04 April 2018

CARA BUDIDAYA TANAMAN CENGKEH DAN CARA MENANAM CENGKEH

Taneman ene-ene wah paling cocok okon paer daya

Budidaya Buah-Buahan Cara Budidaya Tanaman Cengkeh Dan Cara Menanam Cengkeh Cara budidaya tanaman cenggkeh dengan bibit unggul akan menghasilkan cengkeh 100 kg per pohon, tentunya dengan dibarengi dengan pemeliharaan dan perawatan yang baik. Bahkan pohon cengkeh dengan bibit yang berkualitas dan perawatan yang baik selain memberikan hasil yang maksimal juga dapat bertahan hidup hingga ratusan tahun dan tetap produktif. Seperti cengkeh AFO yang ada di ternate, misalnya, walaupun usianya lebih dari 350 tahun tapi pohon yang satu ini masih tetap produktif berbunga.

Untuk mengetahui cara budidaya tanaman cengkeh ada beberapa langkah yang harus diperhatikan agar pada waktu cara menanam cengkeh, kita dapat mengetahui batasan-batasan yang akan memperngaruhi perkembangan tanaman.

Kondisi Tanah

Cengkeh menghendaki tanah yang berstruktur baik, yakni gembur, tidak berpadas, berlapisan tanah liat dan tanah berpasir (tanah vulkanis muda), tanah-tanah tersebut kurang cocok untuk tanaman cengkeh, karena terlalu mudah kehilangan air.

Untuk pemeliharaaan tanah sebaiknya dilakukan pencangkulan agar tanah tidak mengeras, pencangkulan dilakukan dua kali dalam setahun. Dan perlakuan intensif pada tanaman cengkeh ini sebaiknya dilakukan sejak mulai dari persemaian hingga dewasa.

Iklim

Sifat iklim sangat menentukan keberhasilan dalam budidaya cengkeh ini. Tanaman cengkeh tidak tahan dengan kekeringan, karena kekeringan pada pohon cengkeh dapat mengakibatkan kematian (pada pohon muda 1 - 2 tahun), mati ranting (pada pohon dewasa), kurang produktif (pohon yang sudah tua).

Budidaya, Tanaman, Cengkeh, cara menanam cengkehTanaman cengkeh menghendaki curah hujan antara 2.000 – 3.500 mm, tetapi yang merata sepanjang tahun. Namun walaupun banyak banyak membutuhkan aiar, apabila curah hujan yang terlalu tinggi yaitu di atas 4.000 mm dan mengakibatkan becek yang berlebihan akan mengakibatkan kematian. Karena hujan yang terus menerus akan mengakibatkan kerusakan pada bunga muda dan dapat menstimulir pertumbuhan lumut-lumut pada cabang dan ranting yang bisa mnyebabkan putusnya ranting dan cabang tersebut.

Tanaman cengkeh sangat cocok dengan temperature yang hangat dan tidak terlalu lembap, karena itu, jarak tanam pada pohon cengkeh ini harus cukup luas, antara 8 x 8 meter. Supaya sirkulasi udara sekitar pohon baik. Tanaman cengkeh pun sangat membutuhkan sinar matahari yang cukup, terutama pada masa pembungaan.

Teknik memproduksi biji untuk pembibitan

Untuk memperoleh pohon cengkeh yang produktif dan berkualitas, maka para petani harus bisa memproduksi biji yang berkualitas untuk keperluan pembibitan. Syarat-syarat pohon induk yang layakuntuk diambil bijinya :
Pohonnya sehat
Percabangannya mulai dari bawah dan rapat
Daunnya rimbun dan tidak pernah sakit
Umurnya 10 tahun ke atas
Sedapat mungkin yang berbunga terus menerus

Pohon-pohon yang akan diambil bijinya harus dirawat secara khusus dan diistimewakan, antara lain dengan cara diberi pupuk yang banyak. Dosis pupuknya harus lebih banyak daripada pohon cengkeh yang tidak dibijikan. Tanah di sekitar pohon yang akan diambil bijinya harus digemburkan dan bila perlu ditambah dengan pupuk kandang.

Pohon-pohon cengkeh yang telah terpilih untuk diambil bijinya guna proses pembenihan atau pembibitan, sebaiknya sebagian bunganya tidak dipetik dan ditinggalkan 5 – 10% tiap pohon. Biji-bijinya yang kualitasnya baik biasanya terletak pada bagian pucuk, karena bijinya lebih besar dan hampir tidak ada yang kosong.
Biji-biji yang dipetik adalah biji yang telah berwarna hitam ungu dan sebagian ada yang gugur. Biji ini masak kira-kira bulan Oktober/November. Jadi kira-kira 4 – 5 bulan setelah panen, atau 9 – 10 bulan dari bakal bunga.

Setelah itu, setelah semua biji yang masak terkumpul, baru dikupas kulitnya. Pengupasan dilakukan secara hati-hati agar tidak luka. Setelah dikupas baru dicuci dengan air bersih, kemudian disortir untuk memisahkan biji yang kurang baik seperti diasntaranya; biji yang terlalu kecil, terdapat bercak hitam, kotilnya tinggal satu, atau satu buah cengkeh tapi berisi dua biji.

Setelah disortir dan dipilih, biji-biji cengkeh lalu direndam dalam air bersih. Jika biji-biji cengkeh berkualitas baik, maka tiap kilogram berisi 800 – 900 bbiji. Terakhir, pohon cengkeh yang diambil bijinya untuk keperluan pembenihan dan pembibitan biasanya kondisinya menurun, untuk itu, pemupukan sehabis pemetikan bunga atau biji sangat diperlukan. Lebih baik lagi jika ditambah dengan pupuk daun seperti Wuxal dan Bayfolan, sehingga pohon cengkeh yang diambil bijinya cepat pulih kembali.

Persemaian dan pembibitan

Proses budidaya cengkeh biasanya dimulai dari kerja pembibitan dan persemaian. Agar bisa memperoleh dan menghasilkan pohon cengkeh yang produktif dan berkualitas, maka kerja pembibitan dan persemaian harus dilakukan secara baik, cermat dan teliti.

Dalam memilih tempat persemaian, ada beberapa factor yang diperhatikan :

Tanah harus subur dan mudah diairi (terutama pada musim kemarau)
Tempat persemaian harus terlindung dari angin kencang
Tempat strategis (misalnya mudah mengangkut benih dan dekat dengan areal tanam)

Tahap-tahap kerja yang harus dilakukan dalam persemaian :

Membuatpatok atau tanda pada tanah yang akan dicangkul. Lebarnya maksimal175 cm dan panjangnya maksimal 5 meter, atau ditentukan secara kondisional dengan cara melihat lahan atau medan.
Di antara bedengan persemaian diberi parit air kira-kira 50 cm.
Pencangkulan tanah yang akan dibuat bedengan sedalam kira-kira 30 cm.
Membersihkan rerumputan dan tanaman pengganggu lainnya hingga ke akar-akarnya. Pencangkulan diulangi 3 kali untuk menggemburkan tanah, kemudian digulut kira-kira 20 cm di atas permukaan parit.
Sekeliling tiap gulutan/bedengan persemaian diberi penahan (amping) supaya tanah persemaian tidak larut kena air. Tanah dicampur dengan pupuk kandang yang telah masak rata-rata 1 blek tiap 3m² atau kondisional, melihat intensitas kesuburan tanah.
Memasang peneduh setinggi rata-rata 2 meter dengan atap alang-alang, daun kelapa atau jerami. Tiap-tiap gukutan/bedengan disemprot dengan insektisida atau dicampur bubuk incex untuk membunuh ulat tanah, gangsir, rayap, dan lain-lain, yang senang memakan bibit cengkeh.

Setelah semuanya siap, biji muulai ditanam. Pilihlah biji kualitas terbaik atau unggul. Biji bisa disediakan sendiri jika mempunyai induk tanaman cengkeh yang bagus. Jika tidak punya binih yang bagus, sebaiknyya mencari di took-toko pertanian atau lembaga-lembbaga pertanian dan tanaman yang terpercaya.

Jika benih dari biji akan dipindahkan pada umur 1 tahun, maka jarak tanamnya 20 x 20 cm. jika benih dari biji akan dipindahkan pada umur 2 tahun, maka jarak tanamnya 30 x 30 cm. Sebaiknya biji dikecambahkan dulu, kurang lebih selama 5 hari sehingga pertumbuhan akarnya lurus dan baik. Caranya, biji ditempatkan pada keranjang-keranjang pipih yang diberi tanah secukupnya. Biji cengkeh ditaruh berjajar rata pada tempat tersebut.

Jika sudah berkecambah, maka biji dibawa ke persemaian, dicabuti satu-satu dan ditanam persis pada leher akarnya. Dengan cara ini, batang dan akar cengkeh akan tumbuh lurus sehingga memudahkan penanaman di areal tanam kelak.

Jika tidak ada hujan hingga 2 – 3 hari berturut-turut, maka benih harus ceepat disiram dengan alat penyiram yang lubangnya halus, agar biji-biji tidak terpelanting. Pada umur tiga bulan, tanah-tanah sekitar bibit-bibit tadi digemburkan dengan solet (bamboo selebar 2 jari yang ditipiskan). Selain itu, rerumputan dan tanaman pengganggu harus dicabuti agar tidak merampas gizi-gizi dalam tanah yang menjadi jatah makanan benih cengkeh.

Penggemburan tanah sekaligus disertai pemberian pupuk urea dengan dosis ± 30 gram per m². penggemburan tanah dan pemupukan dengan cara yang sama dilakukan tiap satu bulan sekali.

Jika benih telah berumur empat bulan maka peneduh mulai dijarangkan, sehingga pada umur satu tahun peneduh buatan sudah bisa dibuka, supaya benih mendapat sinar matahari yang banyak. Karena semakin banyak sinar matahari akan berpengaruh pada percabangan menjadi baik dan sehat.

Bibit bisa sipelihara di persemaian hingga berumur 1 – 2 tahun, dan penggunaan bibit yang berumur 2 tahun akan lebih baik pada pertumbuhannya. Pengambilan bibit harus hati-hati jangan sampai akarnya rusak

Cara pengambilan benih harus hati-hati, usahakan pengaambilan benih dengan tanahnya supaya akar tidak rusak, kemudian tanah yang didalamnya akar dapat dibungkus dengan plastic dan gedebog pisang yang telah dikeringkan, atau dengan pembungkus lain, yang paling penting tanah dan akar tidak pecah.

Setelah benih dibungkus, taro benih ditempat yang teduh selama 1 – 2 minggu, selama bibit disimpan sebaiknya disemprot dengan K.O.C 1 – 2% untu menahan pertumbuhan jamur pada daun. Akan lebih baik lagi kalau disemprot dengan insektisida.

Setelah disimpan 1 – 2 minggu, bibit yang tidak layu bisa ditanam di areal tanam. Kematian selama pemutaran bibit kira-kira terjadi sebanyak 1% saja. Bibit yang layu biasanya bisa tumbuh segar kembali. Pucuk/pupus yangkering sebaiknya dipotong untuk mempercepat pertumbuhan selanjutnya.

Untuk pembahasan Cara budidaya tanaman cengkeh pada bagian Penanaman Cengkeh di Areal Tanam dan Pemeliharaan Tanaman akan dibahas pada postingan berikutnya.

Kalau artikel ini bermanfaat bagi Anda, tolong share keteman anda melalui Facebook, google plus, atau twitter dengan cara mengklik tombolnya di bagian bawah halaman ini. Terima kasih atas partisipasinya.


KEMBALI KE PONDOK

Bertanam Vanili

Buaq taneman ene kenjekaqnya mahel nengka

OBINK
Kertaraharja Malam Selasa, 02 April 2018

Bagi anda yang ingin mengetahui cara budidaya vanili, anda bisa mencoba untuk menyimak info dibawah ini. Vanili mmenag merupakan salah satu tanaman yang menarik perhatian dan harga per kilo gramnya saja bisa mencapai 3 juta rupiah. Teknik budidaya yang harus anda lakukan sama dengan tehnik budidaya tanaman lain pada umumnya mulai dari pemilihan bibit, pemilihan media tanam dan lain sebagainya. Untuk bisa mendapatkan hasil vanili yang memuaskan, anda bisa memilih media berupa pot. Media yang satu ini banyak digunakan oleh petani vanili untuk mendapatkan vanili yang baik. Pot ini bisa ditaruh di halaman depan rumah anda.

Persiapan Menanam Vanili

Apa saja yang harus dipersiapkan untuk melakukan cara tanam yang tepat, yang pertama, untuk bisa tumbuh optimal, media tanamnya harus menggunakan bahan organic yang murni. Hal ini jelas dikarenakan tanaman vanili merupakan tanaman yang sifatnya seperti anggrek yang mana hidupnya bersifat epifit. cara menanam dengan menggunakan bahan organic memerlukan bahan –bahan tertentu misalnya adalah cincangan antara sabut kelapa, sekam, serbuk gergaji. Jangan lupa pula untuk menyediakan pupuk supaya tanaman ini bisa tumbuh dengan baik. Jenis pupuk yang baik untuk tanaman ini adalah pupuk kompos atau pupuk kandang. Pemilihan pupuk alami memang lebih direkomendasikan untuk tanaman vanili ketimbang pupuk buatan seperti urea, atau pupuk lainnya.

Media Tanam Vanili

Komposisi media tanam untuk tanaman vanili ini juga harus memiliki bahan yang tidak mudah hancur, misalnya adalah serat dari serabut kelapa dan beberapa bahan lain yang telah dijelaskan diatas. Kadar antara pupuk dan bahan tersebut harus seimbang yaitu 50 : 50. Hal ini bertujuan agar unsure penanaman yang diperlukan bisa dipenuhi. Disamping itu bahan yang baik juga akan bisa menjadikan tanaman tidak mudah hancur, kemudian juga menjaga media tanam tetap porous dan mendapatkan oksigen yang cukup. Media ini akan memungkinkan pertumbuhan tanaman vanilla ini menjadi optimal. Sebelum membudidayakan vanili, anda perlu menyiapkan benih berupa sulur (batang) tanaman yang sehat.

Penanaman Benih Vanili

Dengan menggunakan sulur atau batang yang sehat, hasil buah yang nantinya diperoleh juga akan berkualitas. Panjang ideal dari sulur ini adalah tujuh ruas atau sama dengan tujuh daun, atau satu meter. Sulur dengan tunas yang aktif ini akan bisa dengan mudah anda peroleh pada pertengahan musim penghujan. Kemudian potong-potong sulur ini menjadi dua ruas, daun pada ruas bagian bawah harus dibuang. Supaya proses pertumbuhannya bisa lebih cepat, sulur yang anda potoing tersebut harus anda layukan terlebih dahulu, caranya adalah dengan dijemur sbeentar dan dihamparkan di tempat yang terbuka namun teduh. Setelah kering, potongan sulur ini bisa anda rendam dalam larutan Dekamon selama 0,5 jam.

Masalah dalam Penanaman dan Penyakit Tanaman Vanili

Dalam waktu kurang lebih 3 bulan, sulur tunas baru akan menjadi lebih panjang sebanyak 30 hingga 50 cm, yang mana nantinya akan menjadi bakal dari pohon vanili. Pemberian pupuk yang harus anda lakukan untuk tanaman ini bisa diberikan mellaui daun yang dimilikinya, penyemprotan pupuk akan semakin efektif jika anda memberikannya pada pagi hari yaitu sebelum jam 9 atau sore hari setelah pukul 4. Penyakit yang sering menyerang tanaman vanili ini adalah penyakit cendawan dan juga penyakit bakteri. Oleh karena itu anda harus rutin untuk menganalisa keseharan dari penyakit ini, semprotkanlah fungisida atau bakterisida jika anda menemukan adanya indikasi penyakit.

Bertanam Cabai

A. PENDAHULUAN

Cabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Bertanam cabai dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan unsur, serangan hama dan penyakit, dll. PT. Natural Nusantara (NASA) berupaya membantu penyelesaian masalah tersebut, agar terjadi peningkatan produksi cabai secara kuantitas, kualitas dan kelestarian (K-3), sehingga petani dapat berkompetisi di era pasar bebas.

B. FASE PRATANAM

1. Pengolahan Lahan

Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2.
Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu).
Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2.
Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm.
Siramkan SUPER NASA (1 bt) / NASA(1-2 bt). Supernasa : 1 botol dilarutkan dalam 3 liter air (jadi larutan induk). Setiap 50 lt air tambahkan 200 cc larutan induk. Atau 1 gembor (+ 10 liter) diberi 1 sendok makan peres SUPER NASA dan siramkan ke bedengan + 5-10 m.

POC NASA : 1 gembor (+ 10 liter) diberi 2-4 tutup POC NASA dan siramkan ke bedengan sepanjang + 5 - 10 meter. Campurkan GLIO 100 - 200 gr ( 1 - 2 bungkus ) dengan 50 - 100 kg pupuk kandang, biarkan 1 minggu dan sebarkan ke bedengan. Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag ( biarkan + 1 - 2 minggu ). 2. Benih Kebutuhan per 1000 m2 1 - 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20, CB-30. Biji direndam dengan POC NASA dosis 0,5 - 1 tutup / liter air hangat kemudian diperam semalam.

C. FASE PERSEMAIAN ( 0-30 HARI)

1. Persiapan Persemaian

Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia. Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring, perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dengan GLIO 100 gr dalam 25-50 kg pupuk kandang dan didiamkan selama + 1 minggu. Media dimasukkan polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang.

2. Penyemaian

Biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk kandang matang yang telah disaring. Semprot POC NASA dosis 1-2 ttp/tangki umur 10, 17 HSS. Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban.

3. Pengamatan Hama dan Penyakit

a. Penyakit

Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk , disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air. Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai. Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA.

b. H a m a

Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA. Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran. Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip

D. FASE TANAM

1. Pemilihan Bibit

Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus. Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur 21 - 30 hari).

2. Cara Tanam

Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda. Plastik polibag dilepas. Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram /disemprot POC NASA 3-4 tutup/ tangki.

3. Pengamatan Hama dan Penyakit

Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu dibunuh, serangan berat semprot dengan PESTONA atau VIREXI. Ulat Grayak ( Spodoptera litura dan S. exigua ), Ciri ulat yang baru menetas / masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-bintil atau lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabai gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian. Semprot dengan VITURA, VIREXI atau PESTONA. Bekicot/siput. Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari. Dicari di sekitar pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.

Kutu - kutuan ( Aphis, Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian. Penyakit Layu, disebabkan beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium dan Rhizoctonia. Gejala serangan tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Tanaman layu dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran, sebarkan GLIO. Penyakit Bercak Daun, Cercospora capsici. Jamur ini menyerang pada musim hujan diawali pada daun tua bagian bawah. Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai ukuran dengan bagian tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini sobek atau berlubang. Daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan ranting saja. Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sinar matahari. Pengamatan pada daun tua. Lalat Buah (Dacus dorsalis), Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi keropos karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah. Sebagai vektor Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabai busuk, kumpulkan dan musnahkan. Lalat buah dipantau dengan perangkap berbahan aktif Metil Eugenol 40 buah / ha. Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), gejala serangan mula-mula bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi warna orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar penuh titik spora berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian buah mengering. Pengamatan dilakukan pada buah merah dan hijau tua. Buah terserang dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu panen dipisahkan. Serangan berat sebari dengan GLIO di bawah tanaman.

E. FASE PENGELOLAAN TANAMAN (7-70 HST)

Penyiraman dapat dilakukan dengan pengocoran tiap tanaman atau penggenangan (dilep) jika dirasa kering. Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang. Pupuk kocoran merupakan perbandingan campuran pupuk makro Urea : SP 36 : KCl : NASA = (250 : 250 : 250) gr dalam 50 liter ( 1 tong kecil) larutan. Diberikan umur 1 - 4 minggu dosis 250 cc/lubang, sedang umur 5-12 minggu dengan perbandingan pupuk makro Urea : TSP : KCl : NASA = (500 : 250 : 250) gr dalam 50 liter air, dengan dosis 500 cc/lubang. Kebutuhan total pupuk makro 1000 m2 :

Jenis Pupuk
1 - 4 minggu (kg)
5 - 12 minggu
(kg)
Urea
7
56
SP-36
7
28
KCl
7
28

Catatan : Umur 1 - 4 mg 4 kali aplikasi (± 7 tong/ aplikasi). Umur 5-12 mg 8 kali aplikasi (± 14 tong/aplikasi). Penyemprotan POC NASA ke tanaman dengan dosis 3-5 tutup / tangki pada umur 10, 20, kemudian pada umur 30, 40 dan 50 HST POC NASA + Hormonik dosis 1-2 tutup/tangki. Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 - 30 hr. Pengamatan Hama dan Penyakit

F. FASE PANEN DAN PASCA PANEN

1. Pemanenan

Panen pertama sekitar umur 60-75 hari Panen kedua dan seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali atau lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya Setelah pemetikan ke-3 disemprot dengan POC NASA + Hormonik dan dipupuk dengan perbandingan seperti diatas, dosis 500 cc/ph

2. Cara panen :

Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)
Pemanenan yang baik pagi hari setelah embun kering
Penyortiran dilakukan sejak di lahan
Simpan ditempat yang teduh

Saat ini PT. Natural Nusantara telah mengeluarkan 2 produk unggulan baru sebagai penyempurnaan produk sebelumnya, yaitu Pupuk Organik Serbuk Greenstar danSupernasa Granule Modern.

Pupuk Organik Serbuk Greenstar dikemas dengan sangat praktis dan ekonomis. Serta dalam produk Greenstar tersebut sudah terkandung unsur yang ada pada produk POC NASA dan HORMONIK. Dan pupuk organik Supernasa Granule Modernjuga dikemas dalam bentuk granule yang mantap sehingga lebih praktis dalam aplikasinya serta harganya lebih ekonomis.


KEMBALI KE PONDOK

Cara Perbanyakan Durian Dengan Menyambung

OBINK, 04 MARET 2014 (Kertaraharja)

Perbanyakan bibit durian dengan cara penyambungan dilakukan dengan menggunakan mata tunas (okulasi/budding) maupun tunas (sambung pucuk/grafting). Penyambungan dilakukan dengan menggunakan batang bawah (stock) yang berasal dari biji (generatif ) dan batang atas (scion) yang memiliki sifat-sifat baik atau unggul.

Panen Durian 100 Buah per Pohon

1) Persiapan batang bawah

Batang bawah berfungsi untuk mengambil makanan dari dalam tanah untuk batang atas atau tajuknya. Bibit yang akan digunakansebagai batang bawah sebaiknya dipilih yang mampu beradaptasi dengan batang atasnya. Hal ini dilakukan agar bibit mampu menyatu dan menopa ng pertumbuhan batang atasnya. Selain itu, sebaiknya tanaman dalam kondisi sehat, sistem perakarannya baik dan dalam, serta tidak mengurangi kualitas dan kuantitas buah pada tanaman yang disambungkan/diokulasi. Berikut adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan batang bawah.

a) Lakukan seleksi pada biji. Biji sebaiknya berasal dari tanaman yang sudah terbukti mampu beradaptasi dengan kondisi lahan setempat. Pilih biji yang benar-benar tua, bentuk sempurna, seragam, tidak kempes, tidak terlalu kecil, dan tidak rusak karena luka atau hama. Seleksi biji bisa dilakukan dengan memasukkannya ke dalam air. Biji yang tenggelam adalah biji yang bagus dan bisa digunakan untuk bibit.

b) Sebelum ditanam, rendam biji dalam fungisida atau larutan clorox 1%, lalu cuci. Perendaman bertujuan untuk mencegah serangan jamur. Selanjutnya biji siap ditanam.

c) Penanaman biji dapat dilakukan dalam polibag dengan ukuran 20 cm x 25 cm. Masukkan pupuk kandang dan tanah merah dengan perbandingan 1 : 1 ke dalam polibag. Tanam biji dengan cara membenamkannya ke dalam media. Setiap polibag diisi satu biji. Bibit yang ditanam sebaiknya diberi naungan dari paranet atau daun kelapa untuk melindungi bibit dari sinar matahari dan hujan.

Baca Juga: Jangan Terkecoh, Begini Cara Cermat untuk Memilih Jeruk Manis d) Jika penanaman dilakukan di kebun, tempat penanaman berupa gundukan tanah memanjang dengan lebar 1 m dan tinggi 30 cm. Cangkul tanah dan campur dengan pupuk kandang dan furadan 3G atau disemprot dengan fungisida dan insektisida. Penanaman dilakukan dengan membenamkan biji dalam media bedengan dengan jarak tanam 15 cm x 20 cm.

e) Selama biji ditanam,lakukan perawatan secara rutin, seperti pemupukan, penyiraman, serta pengendalian hama dan penyakit. Setelah tinggi mencapai 40—50 cm, bibit siap untuk dilakukan penempelan mata tunas. Sementara itu, untuk penyambungan sebaiknya dilakukan ketika tinggi bibit mencapai 10—20 cm.

2) Persiapan batang atas Batang atas (entres/scion) adalah calon bagian atas atau tajuk tanaman yang kemudian hari akan menghasilkan buah berkualitas unggul. Tanaman yang akan digunakan sebagai batang atas dipilih yang mampu tumbuh kompak dengan batang bawahnya sehingga batang atas ini mampu menyatu dan dapat berproduksi dengan optimal. Sebaiknya pilihlah cabang yang berasal dari pohon yang sehat, pertumbuhannya normal, serta bebas dari serangan hama dan penyakit, dan berasal dari pohon induk yang sifatnya benar-benar unggul. Adapun tahapan menyiapkan batang atas sebagai berikut.

a) Gunakanlah batang atas yang berkualitas dari pohon durian unggul. Batang atas dapat berupa potongan batang atau batang yang masih berada pada pohon induknya. Ambil batang atas dan segera sambung atau tempelkan pada batang bawah. Batang atau tunas tidak boleh dibiarkan lama-lama disimpan.

b) Pilih bibit tanaman yang subur, segar, sehat, berdaun banyak, batang kokoh, bebas hama dan penyakit, memiliki percabangan 2—4 arah, dan memiliki tunas baru.


KEMBALI KE PONDOK

Cara Menanam Bawang Merah dan Putih Dalam Pot

Cara menanam bawang merah dan bawang putih dalam pot Terbaru Mudah dan Cepat panen Bismillah

Assalamualaikum Wr Wb, dalam kesempatan kita kali ini saya sebagai author dari blog http://tutorkap.blogspot.com/ ini akan memberikan beberapa informasi dan tutorial bagaimana cara mengelola berbagai bisnis mulai yang sederhana sampai benar-benar memiliki aset investasi besar.tak ternilai harganya untuk dimasa yang akan datang. Untuk itu anda bisa membaca beberapa trik usaha yang berjudul Cara menanam bawang merah dan bawang putih dalam pot Terbaru Mudah dan Cepat panen ini secara lengkap eserta triknya dibawah ini :

Cara menanam bawang merah dan bawang putih dalam pot Terbaru Mudah dan Cepat panen 1. Lingkungan pertumbuhan

Agar dapat tumbuh dengan baik, tanaman bawang merah harus di tanam pada kondisi lingkungan yang cocok. Tanaman bawang merah paling menyukai daerah yang beriklim kering, suhu udara yang agak panas, tempat terbuka atau cukup terkena sinar matahari, dan tidak berkabut. Daerah yang berkabut kurang baik terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah karena dapat menimbulkan penyakit. Selain itu, daerah yang terlindung dapat menyebabkan pembentukan umbi bawang merah tidak maksimal.

budidaya, bawang, merah, dan, cara, menanam, bawang, merah Tanaman bawang merah dapat di tanam di dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian antara 0-1.000 meter di atas permukaan laut. Namun, tanaman bawang merah lebih menyukai daerah dataran rendah dengan ketinggian 0-400 di atas permukaan laut.

Pertumbuhan paling optimal terjadi pada ketinggian 0-30 meter di atas permukaan laut. Karena pada ketinggian ini, tanaman bawang merah menghasilkan umbi yang paling baik. Pada ketinggian 800-900 meter di atas permukaan laut, tanaman bawang merah dapat tumbuh meskipun pertumbuhannya kurang baik dan pembentukan umbinya terhambat.

Suhu yang paling cocok untuk budidaya bawang merah ialah antara 25-32 °C. Jika tanaman bawang merah di tanam pada suhu 22 °C, tanaman tanaman akan sulit berumbi atau bahkan tidak dapat membentuk umbi.

Secara umum tanah yang baik untuk di Tanami bawang merah ialah tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organic atau humus, mempunyai sirkulasi udara yang baik, dapat dengan mudah mengalirkan air, aerasi baik, dan tidak becek.

Tanah yang subur dan gembur dapat mempermudah pertumbuhan umbi bawang merah sehingga umbi yang muncul berukuran besar-besar. Tanah yang bersipat asam tidak baik untuk pertumbuhan bawang merah sehingga perlu di lakukan pengapuran. Proses pengapuran di lakukan sebelum lahan di Tanami bawang merah. Pengapuran sebaiknya dilakukan beberapa hari sebelum penanaman dilakukan.

2. Tahap Penanaman

Untuk menghasilkan umbi bawang merah yang mutu dan jumlahnya baik, diperlikan teknik penanaman yang benar dan tepat. Untuk itu, sebelum menanam kita harus mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan penanaman, seperti kapan sebaiknya penanaman dilakukan, bagaimana cara mengolah tanah dan mempeoleh bibit, bagaimana menanam tanaman, dan bagaimana pemeliharaannya. Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah penanaman bawang merah.

Waktu tanam

Tanaman bawang merah tidak menyukai tempat-tempat becek yang mengandung air. Namun, bawang merah sangat membutuhkan banyak air untuk pertumbuhannya,terutama saat pembentukan umbi. Oleh karena itu, waktu tanam yang paling baik untuk menanam bawang merah ialah pada musim kemarau. Akan tetapi, harus dilengkapi dengan system pengairan yang baik agar tanaman bawang merah tidak kekurangan air. Penanaman bawang merah dapat di lakukan pada bulan April-Oktober, karena pada bulan-bulan tersebut sedang mengalami musim kemarau.

Penanaman bawang merah sebaikny di lakukan pada saat cuaca sedang cerah. Hindarilah penanaman bawang merah pada masa pergantian musim atau musim pancaroba, karena pada saat itu sering terjadi angin kering. Angin kering dapat menyebabkan daun tanaman bawang merah menjadi patah dan ujung-ujung daun tampak seperti terbakar. Hindari juga menanam bawang merah pada saat berkabut yang biasa terjadi di daerah-daerah dataran tinggi. Udara yang berkabut dapat menyebabkan timbulnya penyakit yang di sebabkan oleh jamur.

Pemilihat bibit

Pada umumnya, menanam bawang merah dilakukan dengan menanam umbinya, dan jarang menggunakan bijinya. Sama seperti halnya bawang putih, untuk mendapatkan bibit bawang merah dapat di lakukan dengan cara menanam sendiri atau membelinya.

Untuk mendapatkan bibit yang baik, kita harus pandai-pandai dalam memilih bibit. Bibit bawang merah yang siap tanam ialah bibit yang telah di simpan selama 2-3 bulan. Umbi yang akan di gunakan sebagai bibit haruslah umbi yang mempunyai titik-titik tumbuh akar atau telah muncul tunas-tunasnya. Selain itu, umbi juga harus berasal dari tanaman yang sehat dan dipanen pada usia tua. Umbi yang sudah tua berasal dari tanaman yang di panen saat usia 70-90 hari. Pada umur tersebut pertumbuhan calon tunas dalam umbi sudah penuh.

Umbi yang di panen dari tanaman bawang merah yang telah tua terluhat padat dan berisi. Jika umbi terasa lunak atau kurang padat pada saat di pegang, berrti umbi tersebut berasal dari tanaman yang belum terlalu tua saat di panen. Umbi yang berasal dari tanaman yang sehat, warnanya akan terlihat cerah, mengilap, segar, dan tidak kisut. Selain itu, tidak nampak warna hitam yang menandai adanya serangan penyakit yang di sebabkan oleh jamur.

Umbi yang akan di pergunakan untuk bibit, sebaiknya yang tidak terlalu besar. Umbi yang terlalu kecil akan mudah busuk jika di tanam. Selain itu, bibit yang berukuran kecil akan menghasilkan tanaman yang pertumbuhannya kurang baik dan hasilnya sedikit. Umbi yang besar akan menghasilkan pertumbuhan yang cepat dan sehat. Hanya saja, umbi yang besar harganya jauh lebih mahal. Oleh karena itu, banyak petani yang menggunakan bibit berukuran sedang. Umbi untuk bibit haruslah yang ukurannya seragam, tidak luka, atau tidak sobek kulitnya.

Sebelum di tanam, kulit luar bibit bawang merah yang mengering dan sisa-sisa akarnya harus dibuang. Selain itu, bagian ujung umbi dipotong dengan pisau bersih kurang lebih 1/3-1/4 bagian dari panjang umbi. Saat memotong haruslah hati-hati agar tunasnya tidak ikut terpotong. Tujuan di lakukan pemotongan adalah agar umbi tumbuh merata, merangsang tumbuhnya tunas, mempercepat tumbuhnya tanaman, merangsang tumbuhnya umbi samping, dan mendorong terbentuknya anakan. Sebelum umbi ditanam, luka bekas pemotongan harus dikeringkan terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya pembusukan.

Jumlah bibit yang di gunakan tergantung pada ukuran bibit dan jarak tanam. Jika ukuran bibit kecil, bibit yang digunakan makin banyak. Sebaliknya, jika ukuran bibit besar, maka makin sedikit jimlah bibit yang diperlukan. Demikian juga dengan jarak tanam. Semakin rapat jarak tanam, semakin banyak bibit yang digunakan. Semakin renggang jarak tanam, semakin sedikit bibit yang dibutuhkan. Namun. Jumlah bibit yang digunakan dapat diperkirakan. Satu hectare lahan membutuhkan sekitar 600-800 kg bibit.

Pengolahan tanah

Sebelum dilakukan penanaman, terlebih dahulu dilakukan pengolahan tanah. Pengolahan tanah bertujuan untuk menggemburkan tanah, menghilangkan tanaman pengganggu, dan membuat system penyerapan air yang baik. Tanah yang akan ditanami bawang merah terlabih dahulu digemburkan dengan menggunakan cangkul, bajak, atau traktor. Penggunaan traktor sangat membantu pada lahan yang luas. Setelah itu, dibuat bedengan-bedengan. Di antara bedengan dibuat parit. Parit berfungsi sebagai tempat masuk air atau tempat keluar air yang berlebihan. Lebar badengan antara100-120 cm. Parit antara bedengan berukukuran 30-35 cm dengan kedalaman 30-40 cm. Namun, panjang bedengan dan panjang parit disesuaikan dengan luas lahan.

Seminggu sebelum penanaman, tanah bedengan diberi pupuk dasar, yaitu pupuk kandang atau kompos. Tanah pada bedengan dicampur dengan pupuk dan diratakan. Sehari sebelum penanaman, lahan diairi secukupnya, dan siap ditanami.

Teknik menanam

Pada bedengan yang telah dipersiapkan untuk menanam bawang merah, di buat lubang-lubang kecil dengan menggunakan penugal kecil. Kedalaman lubang-lubang kecil dengan menggunakan penunggal kecil. kedalaman lubang ukurannya kurang lebih sama dengan sama dengan bibit yang akan ditanam. jarak tanam 15 x 15 cm atau 15 x 20 cm. umbi bibit yang telah dipotong bagian ujungnya dan telah mengering, dimasukan kedalam lunang dengan bagian ujung di bagian atas.

Bibit sebaiknya jangan ditanam terlalu dalam, karena akan mudah mengalami pembusukan. Ujung umbi sedikit ditutup dengan tanah. Jika terlalu tebal tanah yang menutupinya, akan menghambat pertumbuhan tanaman. Setelah penanaman selesai, bedengan disiram dengan air. Umbi akan tumbuh setelah 5 -7 hari.

Jika anda memiliki berbagai pertanyaan tentang tema judul Cara menanam bawang merah dan bawang putih dalam pot Terbaru Mudah dan Cepat panen hari ini, anda bisa menuangkan pendapat anda dengan mengisi kolom komentar yang terdapat dibawah ini. Terima kasih karena anda telah membaca tutorial blog sederhana ini. Wassalamualaikum Wr Wb,


KEMBALI KE PONDOK

Cara Menanam Bawang Putih Dalam Pot

Tips Sukses Budidaya Bawang Putih di Pot

Berikut ini adalah Cara Menanam Bawang Putih di Pot dengan panduan lengkap

1. Gunakan Media Tanam yang Gembur

Agar tanaman anda dapat tumbuh optimal, anda perlu menyiapkan media tanam yang gembur agar umbi bawang putih dapat tumbuh dengan bentuk yang bagus, karena pada tanah yang keras atau liat, umbi bawang putih akan sulit untuk tumbuh.

Cara membuat media tanam yang baik adalah dengan menggunakan campuran tanah, sekam bakar, dan pupuk kandang dengan komposisi 2:1:1. Penggunaan sekam bakar dinilai lebih baik daripada sekam biasa karena penggunaan sekam biasa yang tidak terbakar dapat menimbulkan resiko kebusukan pada akar, ditambah lagi pada sekam bakar terdapat unsur karbon yang dapat mencukupi kebutuhan tanaman seperti dengan Cara Menanam Cabe Merah

2. Cukup Nutrisi

Gunakanlah pupuk organik yang memiliki kandungan nutrisi yang cukup untuk menunjang kebutuhan gizi tanaman. Cara membuat pupuk organik adalah dengan memfermentasikan pupuk kandang dengan air yang sudah diberi bioaktivator seperti EM4 dengan perbandingan pupuk kandang dan air sebanyak 2:1. Setelah itu tutup rapat wadah yang anda gunakan untuk memfermentasi kemudian tunggu hingga pupuk sudah matang.

Potong bunga yang tumbuh pada tanaman bawang putih anda, hal ini bertujuan agar nutrisi yang diserap tanaman dapat fokus untuk menumbuhkan umbi daripada memberi makan bunga. Membiarkan bawang putih berbunga hanya akan membuat umbi yang dihasilkan tidak optimal.

3. Tanaman Companion

Tanaman companion adalah metode tumpang sari atau menaman beragam jenis tanaman yang memiliki sifat saling menguntungkan. Anda dapat menaman bawang putih bersamaan dengan sawi, cabai, tomat, tanaman buah-buahan, kubis, dan kentang. Hal ini akan memberikan keuntungan seperti menghindarkan dari beragam hama seperti lalat buah, ulat, siput telanjang, cacing kubis, aphids, dan sebagainya. Hindari penanaman bawang putih bersamaan dengan peterselei, polong-polongan, dan kacang-kacangan.

4. Pencahayaan Penuh

Kebutuhan bawang putih terhadap cahaya matahari sangatlah tinggi, kekurangan cahaya matahari akan menyebabkan terganggunya proses fotosintesis yang menyebabkan bawang putih tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya. Pastikan anda menanam bawang putih di tempat yang mendpat sinar matahari penuh sepanjang hari dan tidak terhalang oleh bayangan apapun agar dapat tumbuh optimal seperti Cara Menanam Bawang Merah

5. Cukup Penyiraman

Air memegang peranan penting dalam menumbuhkan bawang putih di dalam pot. Tidak seperti menanam bawang putih di lahan terbuka, menanam bawang putih di pot membuat tanaman anda memiliki akses ke sumber air yang sangat kecil dan juga akses untuk membuang kelebihan air yang terbatas pada lubang drainase saja.

Penyiraman yang terlalu banyak akan membuat umbi bawang putih membusuk, sedangkan kekurangan air dapat menyebabkan tanaman bawang putih kering dan layu. Sirami bawang putih anda hanya saat tanah mulai kering atau dua kali sehari saat benih masih terlalu kecil dan sekali sehari saat bawang putih sudah cukup kuat.

6. Pengapuran

Bawang putih dapat tumbuh optimal dengan pH antara 6-8. Apabila anda menemui tanah yang digunakan memiliki pH kurang dari itu makan anda perlu memberikan kapur agar pH tanah meningkat. Gunakan kapur dolomit untuk meningkatkan pH tanah jika diperlukan.

7. Penjarangan

Terkadang ada beberapa benih yang tumbuh tidak optimal sehingga perlu dicabut agar tidak mengganggu pertumbuhan bawang putih lainnya, ganti dengan benih baru yang sehat pada tanah kosong yang benihnya baru dicabut. Penjarangan berfungsi agar benih yang tidak tumbuh optimal tidak mengambil nutrisi dalam tanah dan mengganggu pertumbuhan bawang putih lainnya.


KEMBALI KE PONDOK